Friday 21 November 2014

Latar Belakang dan Tujuan Ilmu Sosial Dasar

         Mata kuliah Ilmu Sosial Dasar  merupakan mata kuliah yang mengajari ilmu pengetahuan yang memeriksa masalah-masalah sosial yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial. Pengetahuan yang memeriksa masalah2 sosial, khususnya masalah – masalah yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan teori-teori yangg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah).

Tujuan Ilmu Sosial Dasar  membantu perkembangan wawasan penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yg lebih luas dan ciri – ciri kepribadian yg diharapkan dari sikap mahasiswa, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dlm menghadapi manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia – manusia lain terhadap manusia yg bersangkutan secara timbal balik.

Latar belakang diberikannya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar di perguruan tinggi, karena :

1. Banyaknya kritik yang ditunjukkan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi bahwa sistem pendidikan yang diberikan masih berbau kolonial dan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda. Yang pendidikannya bertujuan untuk menghasilkan tenaga terampil untuk menjadi tukang yang mengisi birokrasi mereka.

2. Sistem pendidikannya masih tidak mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi dianggap seolah – olah tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya sertak perkembangan masyarakat.

Sedangkan tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan mempunyai tiga kemampuan, yaitu personal, akademis dan profesional.

1. Kemampuan personal
Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai agama, masyarakat, pancasila serta pandangan luas terhadap berbagai masalah masyarakat Indonesia.

2. Kemampuan akademik
Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan dan mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis. Memiliki kemampuan untuk mengedintifikasi dan merumuskan masalah yang sedang dihadapi.

3. Kemampuan profesional
Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dan mereka diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam profesinya.

www.gunadarma.ac.id

www.studentsite.gunadarma.ac.id

Masalah Kenakalan Remaja Di Indonesia

            Di Indonsia yang kita cintai dan tempati selama betahun-tahun lamanya ini ada banyak sekali fenomena kenakalan remaja yang semakin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan Remaja, seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus. Masalah kenalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia. Sejalan dengan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang, arus informasi yang semakin mudah diakses serta gaya hidup modernisasi, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, di sisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat.
Kenakalan remaja di Indonesia saat ini dapat digambarkan sebagai berikut :
1.    Geng motor
2.    Seks bebas
3.    Tawuran
4.    Narkoba
5.    Minuman keras

Penyebab dari perilaku ‘nakal’ remaja bisa diterjadi oleh faktor dari  remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

  • Faktor internal:
·         Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
·         Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.


  • Faktor eksternal:
·         Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
·         Teman sebaya yang kurang baik
·         Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri. Namun pada kenyataanya orang cenderung langsung menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukum pelaku kenakalan remaja tanpa mencari penyebab, latar belakang dari perilakunya tersebut.

Solusi :
Memperbanyak pelajaran BP/BK disekolahan agar remaja-remaja mengetahui akan bahayanya Narkoba, Minuman keras, dan Seks bebas. Perlunya perhatian dari Pemerintah untuk memperketat keamanan agar Narkoda tidak bisa masuk ke Negara yang kita cintai ini. Dan juga adanya perhatian dari orang tua terhadap anaknya.

www.gunadarma.ac.id
www.studentsite.gunadarma.ac.id



Tuesday 18 November 2014

Masalah Sosial Di Indonesia

          Di Indonesia ada banyak sekali yang namanya masalah sosial . Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. Berikut ini ada beberapa faktor masalah sosial yang masih harus dihadapi oleh bangsa Indonesia dan butuh penanganan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat.
  1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, Meski saat ini angka pertumbuhan ekonomi bangsa kita terus       menunjukan grafik kenaikan namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat di sekitar kita yang hidupnya masih berada di bawah standar yang layak.
  2. Faktor Budaya : Kenakalan remaja, Saat ini kita sering sekali mendengar berita tentang anak sekolah yang tawuran. Ini membuktikan kalau pendidikan di Indonesia juga masih rendah karena remaja-remaja tersebut bukannya mencari ilmu di sekolah tetapi malah membuat sebuah geng yang nantinya bisa meresahkan masyarakat.
  3.  Faktor Biologis : Penyakit, Di lingkungan Indonesia terdapat banyak sekali sampah yang berserakan , bukan cuma di daratan saja tetapi di sungai pun sampah juga ada bayak. Dengan adanya banyak sampah di Indonesia  ini, bisa menyebabkan berbagai macam penyakit menular.
  4.  Faktor Psikologis : Sakit jiwa, Pasti semua orang di Indonesia pernah melihat yang namanya orang gila.   Salah satu faktor penyebab orang bisa menjadi gila adalah karena ada banyak sekali orang yang menganggur yang nanti orang tersebut memiliki banyak masalah sehingga bisa menggangu kondisi kejiwaan orang tersebut.
Solusi :

         Adanya perhatian yang lebih  dari pemerintah, dengan  membuka lapangan pekerjaan yang layak. Dan juga peningkatan mutu pendidikan di semua lapisan masyarakat, dan pembinaan mengenai teknik akan pekerjaan yang di berikan pada masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mejaga lingkuan.

www.gunadarma.ac.id
www.studentsite.gunadarma.ac.id

Latar Belakang Sumpah Pemuda

      Pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 dilasanakan Kongres  Pemuda II dan Kongres Pemuda I dilaksanakan pada tahun 1926 yang dilakukan oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) sesudah terdirinya sebuah organisasi pemuda pertama bernama Tri Koro Darmo 9 tahun yang lalu. Organisasi tersebut dipimpin oleh Satiman Wiryosanjoyo. Sementara itu kongres pemuda II pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta menghasilkan ikrar yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut :
•         Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
•         Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
•         putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan Indonesia.

Keputusan-keputusan penting pada Kongres Pemuda II, antara lain :
1.     Ikrar sumpah pemuda.
2.    Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
3.    Bendera merah putih sebagai bendera Negara.
4.    Indonesia merdeka harus menjadi cita-cita semua pemuda Indonesia.
5.    Semua organisasi pemuda harus disatukan dalam wadah tunggal.

Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27 dan 18 Oktober 1928 di Jakarta, yang hadir di antaranya :
1.     Ir. Soekarno
2.    Moh. Yamin
3.    W.R. Supratman
4.    H. Agus Salim
5.    Sugondo Joyopuspito

Panitia dalam Kongres pemuda II, yaitu :
a.   Ketua           : Sugondo Joyopuspito
b.   Wakil Ketua : Joko Marsaid
c.   Sekretaris   : Moh. Yamin
d.   Bendahara    : Amir Syarifuddin

Kongres Pemuda II sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi lainnya, seperti pada tanggal 22 Desember 1928, organisai wanita mengadakan kongres di Yogyakarta. Untuk mengenang peristiwa tersebut maka tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu.

Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan, oleh karena itu seharusnya seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia, proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudia mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Kongres Pemuda Indonesia II

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Peserta Kongres Pemuda II

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.

Pengikrar Sumpah Pemuda

Berikut adalah beberapa orang yang mengikrarkan Sumpah Pemuda :
* Sugondo Djojopuspito
* Poernomowoelan
* Sarmidi Mangoensarkoro
* Moehammad Yamin
* Sunario

www.gunadarma.ac.id
www.studentsite.gunadarma.ac.id