TUGAS III
ILMU BUDAYA DASAR
"Manusia &
Pandangan Hidup”
Dosen : Auliya Ar Rahma
Oleh :
I Gusti Agung Aditya
Wikan Marananda
1C114801 / 1KA01
Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer
dan Teknologi Informasi
April 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia memiliki pandangan
hidup yang berbeda-beda. Pengelompokkan pandangan hidup yang berbeda-beda akan
menciptakan paham atau aliran. Aliran–aliran tersebut, misalnya individualisme,
sosialisme, kapitalisme, dan lain-lain. Pandangan hidup tidak terlepas dari
masalah nilai dalam kehidupan manusia. Pandangan hidup merupakan wujud pertama
kebudayaan yang tidak terlepas dari nilai budaya.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menuntaskan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang menjadi salah satu
syarat kelulusan dalam proses pembelajaran di jenjang S1 Teknik Mesin
Universitas Gunadarma. Selain itu, diharapkan makalah ini menjadi tulisan yang
bermanfaat dan menjadi referensi bagi semua orang yang membacanya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pandangan
Hidup
Yang dimaksud dengan pandangan hidup
adalah bagaimana manusia memandang kehidupan atau bagaimana manusia memiliki
konsepsi tentang kehidupan. Akibat dari pandangan hidup yang berbeda-beda, maka
timbullah secara umum pandangan hidup yang dapat dikelompok-kelompokkan disebut
aliran atau paham. Misalnya, manusia yang mengutamakan diri sendiri yang
menimbulkan paham individualisme dan manusia yang mengutamakan kepentingan
umum atau masyarakat yang menimbulkan
paham sosialisme.
Berdasarkan nilai hidupnya, Eduard
Spranger membagi manusia atas enam tipe, yaitu menusia ekonomi, politik,
sosial, pengetahuan, seni, dan agama. Berdasarkan klasifikasi tersebut yang
dimaksud dengan manusia ekonomi adalah orang yang suka bekerja, suka
mengumpulkan harta, bersifat agak kikir, dan perhitungan. Sehingga, dari
sifat-sifat manusia seperti itu akan lahir manusia yang disebut homo economicus
yang mendasarkan kehidupannya terutama atas kepentingan ekonomi. Dalam abad XX
ini, terdapat dua aliran besar dalam pemikiran atau pandangan ekonomi, yaitu
kapitalisme dan sosialisme.
Dalam aliran kapitalisme, seorang
individu akan berusaha sendiri mempergunakan modal uang dimilikinya untuk
mengembangkan dirinya. Paham kapitalisme, umumnya berkembang di negara-negara
Barat yang memiliki nilai hidup. Sedangkan, paham sosialisme umumnya berkembang
di negara-negara Timur (negara berkembang). Oleh karena itu, negara yang
diserahi rakyatnya mengurus kepentingannya, harus mengutamakan kepentingan umum
agar kemiskinan dapat dihilangkan sehingga masyarakat menjadi sejahtera.
Pandangan hidup juga tidak terlepas
dari masalah nilai dalam kehidupan manusia pada umumnya. Oleh karena itu,
pandangan hidup yang sempurna yang merupakan wujud pertama kebudayaan tidak
boleh terlepas dari nilai budaya. C. Kluckhohn dalam karyanya Variations in
Value Orientation mengemukakan tentang adanya lima masalah dasar manusia, yaitu
manusia dan hidup, manusia dan karya, manusia dan waktu, manusia dan alam,
manusia dan sesama manusia.
Dalam masalah manusia dengan waktu,
wujud pandangan manusia yang berkaitan dengan waktu adalah cita-cita. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, cita-cita adalah keinginan, harapan, dan tujuan
yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan tersebut
merupakan orientasi yang ingin diperoleh pada masa mendatang. Dengan demikian
cita-cita mempunyai pandangan masa depan dan merupakan pandangan hidup yang
akan datang. Sehingga, cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama
makin tinggi, dengan kata lain cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan
tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya. Dapat atau tidaknya seseorang
mencapai apa yang dicita-citakannya, hal itu tergantung atas tiga faktor, yaitu
manusia, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dita-citakannya, dan
seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki
oleh individu saja, masyarakat dan bangsa memiliki cita-cita juga. Cita-cita
suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya, bangsa
Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana utuk menjadi suatu
bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran. Sedangkan, bangsa
Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler pernah bercita-cita agar bangsa
Jerman dapat menjadi penguasa dunia.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat
disimpulkan seperti hal-hal berikut ini. Baik individu, masyarakat, maupun
negara, berhasilnya suatu cita-cita, dapat menimbulkan rasa puas, sebaliknya
gagalnya suatu cita-cita, dapat menimbulkan frustasi. Pada umumnya cita-cita
merupakan hal yang positif, tetapi apabila seseorang dalam usaha mencapai
cita-citanya dilakukan dengan nafsu maka cita-citanya yang positif ini yang
memiliki sifat ideal yang baik, dapat berkurang mutunya. Oleh karena itu, perlu
diingat bahwa nafsu cenderung membawa manusia pada cara-cara yang negatif,
mengubah yang tadinya positif menjadi negatif.
BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan
Pandangan hidup merupakan bagaimana
manusia memandang kehidupan. Setiap orang memiliki pandangan hidup yang
berbeda-beda dan melahirkan suatu paham. Wujud pandangan hidup manusia
berkaitan dengan cita-cita, kebajikan, dan etika. Cita-cita merupakan pandangan
hidup di masa yang akan datang. Kebajikan manusia secara nyata dan dapat
dirasakan melalui tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia
sebagai perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat
dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka
setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari orang lain
dan tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam setiap
perbuatan, manusia harus memahami etika yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga
kehidupan dalam mermasyarakat menjadi tenang dan tenteram.
No comments:
Post a Comment